Terletak di area downtown Toronto dan pernah menjadi tower tertinggi di
dunia selama tiga decade, Canadian National Tower atau CN Tower dibuka
untuk umum pada 26 Juni 1976. Sekarang menara yang tertinggi terletak di
Dubai, namanya Burj Khalifa, tingginya 800 meter atau sekitar enam kali
lipat tingginya monas. Menara tertinggi kedua ada
di China, namanya Canton Tower yang tingginya sekitar 600 meter. CN
Tower muncul dinomor tiga dengan ketinggian 553.3 meter. Dari 76 daftar
mas Wiki tentang menara tertinggi di dunia, Indonesia belum masuk
daftar. Kalaupun masuk daftar, bukan kategori menara yang tertinggi,
tapi menara dengan tinggi antara 200-250 meter, ada Indonesia
didalamnya, yaitu menara TVRI yang dibangun pada tahun 1994 di Jakarta,
dengan tinggi sekitar 239 meter. Lumayan.
Saat memutuskan
mau ke Toronto, terus terang hanya mau keliling downtown, cari suasana
baru, cari pengetahuan baru. Tapi beberapa hari sebelum hari H, keluarga
ini menyarankan untuk mengunjungi CN Tower dan menceritakan dengan
heboh tentang menara tersebut. Bagaimana saya bisa melihat pemandangan
dari tempat tinggi, bagaimana menyeramkannya berdiri di glass floor, dan
lain sebagainya. Saya tertarik karena melihat betapa berapi-apinya dia
bercerita tentang tempat tersebut.
Pukul 9 pagi saya
meninggalkan rumah kenalan saya dan sampai di tempat pukul 11. Itupun
entah berapa orang yang saya tanyai. Yang pasti orang pertama adalah Pak
Polisi yang sedang berjaga di lingkungan tempat kenalan saya tersebut,
lalu kenalan asal Indonesia yang tinggal di Toronto sana juga menelpon
dan membantu saya mencari jalan yang baik dan benar. Tapi karena
nama-nama yang diberikan asing, maka tak lama setelah telepon ditutup
saya kembali bingung. “Ha? Dia bilang apa tadi?” Alhasil, bis yang lewat
saya naiki dan tanya pada pak supir.
Ada beberapa paket tur
yang ditawarkan. Saya sengaja ambil paket komplit karena terpengaruh
dengan ocehan host fam ini dan semakin bersemangat karena dalam brosur
yang diberikan, terdapat gambar dua orang yang bergantung di dinding
hanya dengan seutas tali. Wow,Saya mau itu!!!
Ada lima kegiatan
atau atraksi yang ditawarkan, antara lain: look out, glass floor, sky
pod, Himalamazon, dan Legends of Flight. Tidak harus mengambil semua,
bisa saja hanya mengambil LookOut + Glass Floor + Choice of SkyPod,
Film or Motion Theatre Ride atau hanya LookOut + Glass Floor. Tentu saja
harga tiket akan disesuaikan. Kalau paket combo alias komplit, tiketnya
seharga 35.99 belum pajak. Setelah pajak jadinya 40an. Kalau hanya
empat atraksi harga tiketnya 29.99, dan hanya dua atraksi seharga 23.99.
Itu harga dewasa. Untuk anak-anak dan sepuh beda lagi, yang pasti lebih
murah.
Saya sengaja ambil paket komplit, karena mengharapkan
atraksi menggantung di dinding seperti dalam gambar di buku Guest Guide.
Semangat sekali.
Banyak orang yang berkunjung pada hari itu,
bisa jadi karena long weekend. Sabtu lalu Minggu bablas Senin, libur
karena 1 Juli merupakan Canada Day. Sebenarnya 1 Juli jatuh pada hari
Minggu, tapi Senin diliburkan juga. Public Holiday kalau jatuh pada hari
Minggu kurang terasa, karena itu Senin diliburkan. Asoy.
Rata-rata yang datang kesana berpasangan atau dengan teman. Diantrian
yang saya lihat, banyak anak-anak ABG datang segerombolan, juga yang
sedang kasmaran (uhuy!!!), keluarga juga banyak. Di belakang saya ada
seorang ayah dengan anak perempuannya yang masih kecil. Saya berpikir,
“kemana tuh emaknya?” Usil sekali kadang-kadang.
Masuk ke sana
melewati pemeriksaan dan juga masuk ruangan dan disemprot, entah dengan
cairan apa. Yang pasti saya kaget karena si Mbak hanya meminta saya
masuk. Ternyata bukan saya saja yang kaget, tapi seorang laki-laki yang
sebelumnya masuk juga kaget ketika kena semprot.
Antrian
mengular dan berisik karena kawanan ABG tersebut. Saya belum mampu
menangkap apa yang mereka ucapkan, jujur. Para ABG perempuan berpakaian
nyaris sama yaitu tank top dipadu dengan hot pants. Yang laki-laki T-
shirt dan celana dombrong, beberapa memakai topi yang entah sengaja
dimiringkan atau memang miring secara natural mengikuti pikirannya.
Lift yang difungsikan untuk pengunjung saat itu hanya satu. Lumayan
memakan waktu walaupun kecapatan lift tersebut 22 km/ jam dan hanya
perlu kurang dari satu menit mencapai ketinggian 346 meter tidak lain
dan tidak bukan karena banyaknya pengunjung yang datang, sementara
kapasitas lift kurang lebih 15 orang. Liftnya unik, karena berdiding
kaca, jadi sepanjang nyaris satu menit itu, penghuni lift bisa melihat
dunia lain di bawah sana. Maksudnya area downtown. Yang takut ketinggian
pasti melengos tanpa ampun.
Selama menunggu, para pengunjung
ditawari berfoto. Yang berombongan, yaaa difoto bersama rombongannya,
yang datang bersama keluarga, berfoto bersama keluarga, saling
berhimpitan. Saya? Lega… berfoto sendiri. Saya angkat tiket dan brosur
tempat itu. Hanya beberapa detik, lalu diberikan kertas sebesar kartu
nama untuk mengambil foto itu nantinya. Entah dimana, tapi pasti masih
dalam tower ini.
Area yang pertama dikunjungi adalah Look Out.
Saya hanya tahu artinya literally. Tapi berhubung teringat akan cerita
host fam tentang tempat tersebut, jadi yang ada di pikiran saya adalah
sebuah tempat yang bisa memacu adrenalin.
Sang gadis muda guide
berbaju merah menjelaskan tentang area yang dituju dan tentang
kecepatan lift diantara riuh rendahnya ocehan para ABG. Sang guide tidak
peduli didengar atau tidak oleh para ABG, senyum riangnya tetap
terpampang. Terlihat jelas dia sangat menikmati pekerjaannya.
Keluar dari lift, saya menengok kiri kanan seperti orang mau menyebrang
jalan, lalu mengikuti rombongan yang satu lift dengan saya tadi. Mereka
semua melihat keluar jendela berkaca lalu membentuk ekspresi kagum. Saya
ikutan melihat keluar jendela. Di bawah sana terdapat pemandangan
Toronto. Oh, ini toh. Ternyata Look Out yaaaa look out. Saya baru
nyambung, harapan saya tentang ‘memacu adrenalin’ meluncur turun secepat
lift tadi. Tapi toh tetap saya foto pemandangan dari atas untuk mengisi
page ini.
Masih ada empat kegiatan lain, pikir saya. Pasti
ada yang bikin deg degan. Tanpa buang waktu, saya ikuti antrian yang
mengular di depan saya. Entah kemana, saya ikut saja.
Antrian
tersebut ternyata mengarah ke Sky Pod. Apapula ini. Setelah mengantri
nyaris 10 menit, sampailah pada tempat tersebut. Sky Pod dan Look Out
intinya sama: sama-sama melihat pemandangan kota dari ketinggian.
Bedanya di Sky Pod, bukan lagi diketinggian 346 meter, tapi 447 meter.
Saya, yang lemah dalam kalkulasi dan kurang sensitive terhadap perubahan
pemandangan dari ketinggian yang berbeda tersebut, hanya melongok
sebentar keluar jendela kaca, memutari tempat kecil tersebut, lalu chao.
Antri lift lagi, karena hanya ada satu lift. Tak lama, mungkin sekitar
lima enam menit. Tujuannya? Hanya ikut-ikutan orang. Ternyata lift
tersebut membawa saya ke Glass Floor. Glass Floor, sesuai namanya, ya
lantai yang terbuat dari kaca. Jadi selama berdiri di atas lantai
tersebut, kita bisa melihat pemandangan di bawah sana. Banyak pengunjung
hanya berlutut di pinggir Glass Floor dan melongok ke bawah. Banyak
juga yang mencoba jalan diatasnya dan minta difoto oleh koleganya.
Seorang anak perempuan kecil dengan santai berjalan menyusuri lantai
tersebut. Saya, setelah berusaha sedikit mencari celah untuk berjalan
diatasnya, merekam pemandangan dari tempat tersebut. Tak sampai sepuluh
menit disana, tetap berharap sesuatu yang ‘memacu adrenalin’, saya chao.
Sambil berjalan menuju lift untuk turun, saya melihat tiket yang saya pegang. Tersisa Himalamazon dan Legends of Flight.
Lift membawa kami turun ke toko yang menjual souvenir tempat tersebut.
Banyak barang, seperti bendera, tas, mug, gantungan kunci, kaos, topi,
dan lain-lain. Sempat menyentuh benda-benda seperti mug, botol minuman,
dan benda-benda kecil lain yang tertera gambar bendera Kanada dan atau
CN Tower. Saya bolak balik dan menemukan kesamannya dari benda-benda
tersebut: Made in China.
Saya bertanya pada guide yang saya
temui di lift pertama tentang Himalamazon. Dia katakan, silahkan
lihat-lihat souvenir dulu. Saya berlalu dan mencari sendiri lokasinya.
Keluar dari toko souvenir, saya mendekati security dan menanyakan
tentang lokasi Himalamazon. Sang bapak menujuk sebuah pintu di
sebelahnya. Langsung saya masuki.
Ruangan tersebut seperti
bioskop mini. Hanya ada beberapa bangku panjang dan layar kecil. Tak
lama film diputar, dibuka oleh seorang professor animasi yang bercerita
intinya tentang alam. Kurang lebih 10 menit, lalu pengunjung pindah ke
ruang sebelah. Disana pengunjung diajak merasakan menjadi sebongkah kayu
yang dipotong lalu dihanyutkan di sungai yang banyak buayanya. Seperti
de javu. Pernah mengalami hal yang sama sebelumnya. Mungkin di Dufan
beberapa tahun yang lalu. Tapi yang ini, benar-benar kena semprot air,
walau sedikit, ketika sang kayu terkena kecipak air dari buaya ketika
hanyut di sungai. Kebetulan saya duduk di paling depan dan paling ujung.
Bukan keinginan saya duduk disana, tapi karena saya paling akhir masuk,
itu satu-satunya posisi yang kosong.
Pertunjukkan pamungkas
adalah Legend of Flight. Energy nyaris abis. Tas canglong yang isinya
netbook dan chargernya, dan sekotak anggur untuk orang satu orang kawan
asal Indonesia yang berkerja di Toronto terasa lebih berat, ditambah
rasa lapar dan makin berat karena berkhayal tentang Rumah Makan Padang.
Khayalan tingkat tinggi.
Legend of Flight. Pintu masuknya Maple
Leaf Cinema. Nonton film tentang legend of flight di Canada, sesuai
namanya. Bedanya pengunjung memakai kacamata 3D, jadi film terasa real.
Pesawat dan orang-orang yang ada di dalam film terasa dekat, seakan bisa
disentuh. Film kurang lebih 20 menit. Saya menguap lebar.
Sedikit terhuyung ketika meninggalkan cinema tersebut karena ngantuk.
Seperti biasa, keluar pintu saya tengok kiri kanan, kali ini tujuannya
mencari toilet. Sambil menuju toilet, saya menandai Exit. Itu pasti
artinya keluar.
Saya teringat kertas kecil pengambilan foto.
Kebetulan melewati tempat tersebut. Jadilah saya ikutan antri (entah
berapa kali saya hanya ikut-ikutan). Orang di depan saya yang berparas
Asia Selatan, sepertinya dari Pakistan, saya tanyai tentang foto
tersebut, apakah free atau tidak. Pertanyaan bodoh sebenarnya. Mana ada
yang free?
Pasangan itu menjawab tidak tahu lalu menyarankan
saya untuk memberikan kertas kecil tadi pada petugas. Kartu dilihat dan
saya diminta menunggu sebentar. Saya tanyakan berapa harganya. Dijawab,
kalau hanya satu foto, seharga 23 dollar, kalau paket, 30 dollar. Dia
tunjukkan contohnya. Belum sempat menimbang, seorang laki-laki di
sebelah saya bertanya pada petugas.
“So, what will happen with my picture if I don’t wanna take it? You will throw it into garbage?”
Sang petugas hanya tersenyum.
Lalu sang laki-laki berkata, “I don’t wanna pay 30 for these.” Dia pun berlalu.
Fotonya kemungkinan besar memang masuk tempat sampah. Tapi saya salut,
dia punya sikap. Sementara saya? Saya ambil foto tersebut dan membayar
untuk satu paket. Sebenarnya cuma foto sebesar 4R, kurang lebih, tapi
diberi map dengan gambar CN Tower dan bendera Kanada dengan tulisan
"Happy Canada Day" serta dua foto kecil dalam sebuah pigura imut yang
hanya berumur tiga hari. Anak yang saya asuh ‘tak sengaja’ mematahkan
kakinya ketika dia melihat-lihat foto tersebut. Saya protes kecil.
“Hey, you broke my picture.” Protes saya.
Dia menjawab ringan sambil mengangkat bahu dan alis matanya, gayanya seperti orang dewasa, “It’s okay.”
“It’s okay for you, not for me!” jawab saya gusar sambil mengambil foto
tersebut dan berjanji akan menjauhkan barang-barang penting saya dari
jangkauannya. Seharusnya saya ingat tragedy beberapa hari sebelum saya
berangkat ke Toronto, saat itu habis kacamata saya dilumuri body lotion.
Meninggalkan tower tersebut sekitar pukul tiga sore. Matahari terik.
Udara di Toronto lebih panas daripada di Ottawa. Yah, pemicu adrenalin
tak ada. Tapi paling tidak, penasaran akan tower itu hilang. Bisa jadi
itu kunjungan yang pertama dan terakhir, kecuali bila saya beruntung
mendapatkan kesempatan untuk mencoba Edge Walk di CN Tower. Namanya baru
saya dapatkan ketika saya menulis ini sambil membuka-buka buku Guest
Guide tower tersebut. Sedikit kecewa, tapi tetap bersykur. Yah, teringat
salah satu ajaran dalam agama: Bersyukurlah, maka akan Ku tambah
nikmatmu.
Alhamdulillah
Sukses untuk semua….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar