Minggu, 29 Juli 2012

No Comparing, Please...

No Comparing, Please…

Salah satu teman chatting asal Palestina yang telah saya kenal lewat dunia maya sejak 2009 bertanya apa yang saya suka dari negara ini dan mana yang lebih bagus: negara asal saya atau negara ini. Jawaban saya singkat tapi membuat dia sedikit keki: hard to compare. Full stop.

Dia mengejar lebih jauh. Tidak mungkin sulit dibedakan, katanya. Jawaban saya adalah: Why not? Selanjutnya saya menerima emoticon putus asa dari dia. Saya hanya tertawa. You would answer the same thing if you were me, pikir saya.

Tidak puas dengan jawaban saya, pertanyaan selanjutnya lebih mengerucut: how about the nature? Saya memberi jawaban diplomatis yang membuat dia mengirim 3 tanda tanya (???): I like them both. Tapi kalau mau jujur sih, saya belum tahu banyak tentang negara ini, apalagi alamnya, itu salah satu alasan saya memberi jawaban aman. Tapi yang pasti Indonesia menyimpan kekayaan alam yang berlimpah. Bukan minyak atau emas, tapi pemandangan alam yang membuat tiap orang berdecak kagum dan memuji pencipta-Nya.

Sekitar tiga tahun lalu saya pulang kampung, ke kampung halaman orang tua tepatnya. Kami, empat orang; saya, mama, adik saya, dan adik bapak, diuji kesabarannya selama 3 hari lebih di dalam bis. Dua kali menyeberangi lautan; selat bali dan satu lagi saya lupa namanya (maap kawan-kawan). Tapi yang pasti, pada penyeberangan ke dua, berdiri di buritan kapal selama satu jam lebih tidak masalah bagi saya dan adik. Sebabnya apalagi selain keindahan alam yang tidak akan habis dipandang. Kami mengambil gambar, tapi lensa kamera, sebagus apapun, tidak akan bisa menandingi kehebatan lensa mata ciptaan-Nya, apalagi lensa kamera kami yang hanya berada sedikit di atas rata-rata air alias cukup lah, bukan seperti yang Darwis Triyadi punya.

Balik ke teman saya. Tidak mau membuat dia makin keki, saya coba jelaskan dari berbagai sudut. Saya katakan di Indonesia alam kami sangat bagus, tapi tidak semua di handle dengan baik. Di sini objek wisata alam yang saya tahu hanya Niagara, tapi saya belum berkunjung ke sana. Well, sebenarnya dia dengan mudah bisa bertanya pada Mbah Google tentang alam di sini ataupun di Indonesia.

Membandingkan sesuatu itu pasti subjektif. Kalau saya jawab dengan vulgar betapa cintanya saya terhadap negara saya, bisa jadi dia menganggap saya chauvinism. Tapi apa salahnya? Saya toh lahir dan besar di Indonesia, Jakarta tepatnya. Sekalipun mungkin, sekali lagi MUNGKIN, ada orang Indonesia yang tidak bangga akan asalnya, bisa jadi dia tidak tahu sedikit list dari banyak kekayaan alam di Indonesia:

1. Republik Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau, termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni.

2. Indonesia memiliki 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu Pulau Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Pulau Sumatera (473.606 km2) dan Pulau Papua (421.981 km2)

3. Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.

4. Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku. Menggunakan 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa tersebut

5. Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua.

6. Indonesia memiliki Terumbu Karang (Coral Reef) terkaya di dunia (18% dari total dunia) dan memiliki species ikan hiu terbanyak di dunia (150 species).

7. Indonesia menempati peringkat pertama dalam produk pertanian, yaitu cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta peringkat kedua dalam karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).

8. Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar dunia.

9. Indonesia memiliki biodiversity Anggrek terbesar didunia yaitu sekitar 6 ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua.

10. Memiliki hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman ini bermanfaat untuk mencegah pengikisan oleh air laut atau abrasi pantai

Rekor di atas sebenarnya hanya sedikit dari sekian banyak rekor-rekor berkaitan dengan kekayaan alam yang dimiliki oleh bangsa ini. Termasuk Burung Cendrawasih yang terkenal dengan bird of paradise dan hanya ada di Papua.

Dari 10 ini pun sudah cukup membuat kebanggaan terhadap Indonesia. Saya simpan info ini, mungkin suatu hari akan saya beri gambaran pada teman saya tersebut atau teman yang lain. Namun biar adil dan lebih terlihat objektif, saya gambarkan juga situasi yang tidak bisa saya dapatkan di Jakarta. Terutama soal transportasi dan situasinya secara umum.

Di sini, tiap rumah tertata rapi, sama seperti yang bisa di lihat di film produksi Hollywood. Belum melihat rumah yang ada pagar setinggi rumah mewah di Jakarta apalagi yang ditambah beling, walaupun rumah disini tidak kalah mewah. Juga arah rumah sama, jadi ga ada rumah yang saling bertunggingan alias teras rumah bertemu dapur rumah tetangga. Tiap rumah pun berjarak setidaknya satu meter dan di belakang rumah ada halaman cukup besar yang bisa dipakai untuk barbeque. Asik kan?

Tata kota yang bagus berasal dari pajak yang dipakai secara semestinya oleh pemerintah. Misalnya di daerah host fam saya, sampah diangkut tiap selasa. Tiap musim dingin, pasti ada mobil khusus yang menyingkirkan salju di area umum. Lebih jauh lagi, para supir digaji oleh pemerintah, jadi karena tidak ada system setoran, para bapak supir dan ibu supir focus pada keselamatan penumpang yang notabene bukan kambing. Oh iya, bis local yang di operasikan oleh OC Transpo pun ramah terhadap semua penumpang. Bila ada penumpang yang menggunakan kursi roda, pasti para supir menurunkan lempengan besi dengan satu tombol, jadi mereka bisa masuk. Dan bila ada penumpang dengan berat badan berlebih dan tidak mampu untuk mengangkat kaki, penumpang pun bisa meminta supir untuk menurunkan sedikit bisnya dan bisa dikembalikan ke posisi semula, juga dengan satu tombol.

Bangku di belakang supir bisa di lipat, gunanya untuk mereka yang membawa stroller atau khusus untuk pengguna kursi roda. Bisa juga kursi di belakang supir adalah kursi prioritas bagi orang lanjut usia, ibu-ibu yang membawa anak kecil, dan atau ibu hamil. Di bagian luar depan bis, disediakan tempat yang dipakai untuk meletakkan sepeda bila ada penumpang yang membawa sepeda. Semua serba well prepared untuk kenyamanan penduduk yang telah bekerja dan membayar pajak.

Banyak sebenarnya yang bisa diceritakan tentang tata kota di sini yang sangat berbeda dengan di sana. Tapi sebagus apapun tempat singgah, rumah adalah tempat persinggahan terbaik. Mungkin raga ada di tempat lain, toh hati tidak bisa dibohongi bahwa: saya cinta tanah air saya.

Sukses untuk semua ya……


sumber:
10 list kekayaan Indonesia diambil dari upikapik.blogdetik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar