No Comparing, Please…
Salah satu teman chatting asal Palestina
yang telah saya kenal lewat dunia maya sejak 2009 bertanya apa yang saya
suka dari negara ini dan mana yang lebih bagus: negara asal saya atau
negara ini. Jawaban saya singkat tapi membuat dia sedikit keki: hard to
compare. Full stop.
Dia mengejar lebih jauh. Tidak mungkin sulit dibedakan, katanya. Jawaban saya adalah: Why
not? Selanjutnya saya menerima emoticon putus asa dari dia. Saya hanya
tertawa. You would answer the same thing if you were me, pikir saya.
Tidak puas dengan jawaban saya, pertanyaan selanjutnya lebih
mengerucut: how about the nature? Saya memberi jawaban diplomatis yang
membuat dia mengirim 3 tanda tanya (???): I like them both. Tapi kalau
mau jujur sih, saya belum tahu banyak tentang negara ini, apalagi
alamnya, itu salah satu alasan saya memberi jawaban aman. Tapi yang
pasti Indonesia menyimpan kekayaan alam yang berlimpah. Bukan minyak
atau emas, tapi pemandangan alam yang membuat tiap orang berdecak kagum
dan memuji pencipta-Nya.
Sekitar tiga tahun lalu saya pulang
kampung, ke kampung halaman orang tua tepatnya. Kami, empat orang; saya,
mama, adik saya, dan adik bapak, diuji kesabarannya selama 3 hari lebih
di dalam bis. Dua kali menyeberangi lautan; selat bali dan satu lagi
saya lupa namanya (maap kawan-kawan). Tapi yang pasti, pada
penyeberangan ke dua, berdiri di buritan kapal selama satu jam lebih
tidak masalah bagi saya dan adik. Sebabnya apalagi selain keindahan alam
yang tidak akan habis dipandang. Kami mengambil gambar, tapi lensa
kamera, sebagus apapun, tidak akan bisa menandingi kehebatan lensa mata
ciptaan-Nya, apalagi lensa kamera kami yang hanya berada sedikit di atas
rata-rata air alias cukup lah, bukan seperti yang Darwis Triyadi punya.
Balik ke teman saya. Tidak mau membuat dia makin keki, saya coba
jelaskan dari berbagai sudut. Saya katakan di Indonesia alam kami sangat
bagus, tapi tidak semua di handle dengan baik. Di sini objek wisata
alam yang saya tahu hanya Niagara, tapi saya belum berkunjung ke sana.
Well, sebenarnya dia dengan mudah bisa bertanya pada Mbah Google tentang
alam di sini ataupun di Indonesia.
Membandingkan sesuatu itu
pasti subjektif. Kalau saya jawab dengan vulgar betapa cintanya saya
terhadap negara saya, bisa jadi dia menganggap saya chauvinism. Tapi apa
salahnya? Saya toh lahir dan besar di Indonesia, Jakarta tepatnya.
Sekalipun mungkin, sekali lagi MUNGKIN, ada orang Indonesia yang tidak
bangga akan asalnya, bisa jadi dia tidak tahu sedikit list dari banyak
kekayaan alam di Indonesia:
1. Republik Indonesia merupakan
Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau,
termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak
berpenghuni.
2. Indonesia memiliki 3 dari 6 pulau terbesar
didunia, yaitu Pulau Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas
539.460 km2), Pulau Sumatera (473.606 km2) dan Pulau Papua (421.981
km2)
3. Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia
dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu
km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.
4. Indonesia
merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat
lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270
suku. Menggunakan 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang
digunakan berbagai suku bangsa tersebut
5. Indonesia adalah
penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh
dunia) juga produsen timah terbesar kedua.
6. Indonesia
memiliki Terumbu Karang (Coral Reef) terkaya di dunia (18% dari total
dunia) dan memiliki species ikan hiu terbanyak di dunia (150 species).
7. Indonesia menempati peringkat pertama dalam produk pertanian, yaitu
cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta peringkat kedua dalam karet
alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).
8. Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar dunia.
9. Indonesia memiliki biodiversity Anggrek terbesar didunia yaitu
sekitar 6 ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan
atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum,
yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya
terdapat di Papua.
10. Memiliki hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman ini bermanfaat untuk mencegah pengikisan oleh air laut atau abrasi pantai
Rekor di atas sebenarnya hanya sedikit dari sekian banyak rekor-rekor
berkaitan dengan kekayaan alam yang dimiliki oleh bangsa ini. Termasuk
Burung Cendrawasih yang terkenal dengan bird of paradise dan hanya ada
di Papua.
Dari 10 ini pun sudah cukup membuat kebanggaan
terhadap Indonesia. Saya simpan info ini, mungkin suatu hari akan saya
beri gambaran pada teman saya tersebut atau teman yang lain. Namun biar
adil dan lebih terlihat objektif, saya gambarkan juga situasi yang tidak
bisa saya dapatkan di Jakarta. Terutama soal transportasi dan
situasinya secara umum.
Di sini, tiap rumah tertata rapi, sama
seperti yang bisa di lihat di film produksi Hollywood. Belum melihat
rumah yang ada pagar setinggi rumah mewah di Jakarta apalagi yang
ditambah beling, walaupun rumah disini tidak kalah mewah. Juga arah
rumah sama, jadi ga ada rumah yang saling bertunggingan alias teras
rumah bertemu dapur rumah tetangga. Tiap rumah pun berjarak setidaknya
satu meter dan di belakang rumah ada halaman cukup besar yang bisa
dipakai untuk barbeque. Asik kan?
Tata kota yang bagus berasal
dari pajak yang dipakai secara semestinya oleh pemerintah. Misalnya di
daerah host fam saya, sampah diangkut tiap selasa. Tiap musim dingin,
pasti ada mobil khusus yang menyingkirkan salju di area umum. Lebih jauh
lagi, para supir digaji oleh pemerintah, jadi karena tidak ada system
setoran, para bapak supir dan ibu supir focus pada keselamatan penumpang
yang notabene bukan kambing. Oh iya, bis local yang di operasikan oleh
OC Transpo pun ramah terhadap semua penumpang. Bila ada penumpang yang
menggunakan kursi roda, pasti para supir menurunkan lempengan besi
dengan satu tombol, jadi mereka bisa masuk. Dan bila ada penumpang
dengan berat badan berlebih dan tidak mampu untuk mengangkat kaki,
penumpang pun bisa meminta supir untuk menurunkan sedikit bisnya dan
bisa dikembalikan ke posisi semula, juga dengan satu tombol.
Bangku di belakang supir bisa di lipat, gunanya untuk mereka yang
membawa stroller atau khusus untuk pengguna kursi roda. Bisa juga kursi
di belakang supir adalah kursi prioritas bagi orang lanjut usia, ibu-ibu
yang membawa anak kecil, dan atau ibu hamil. Di bagian luar depan bis,
disediakan tempat yang dipakai untuk meletakkan sepeda bila ada
penumpang yang membawa sepeda. Semua serba well prepared untuk
kenyamanan penduduk yang telah bekerja dan membayar pajak.
Banyak sebenarnya yang bisa diceritakan tentang tata kota di sini yang
sangat berbeda dengan di sana. Tapi sebagus apapun tempat singgah, rumah
adalah tempat persinggahan terbaik. Mungkin raga ada di tempat lain,
toh hati tidak bisa dibohongi bahwa: saya cinta tanah air saya.
Sukses untuk semua ya……
sumber:
10 list kekayaan Indonesia diambil dari upikapik.blogdetik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar